Catatan tentang Mak & Bapak (Jalan pulang menuju rumah) I


Umurku masih 28 tahun dan belum menikah pulak… aku belum bisa merasakan prasaan sebagai seorang ibu, tapi… aku  mengerti, arti kecewa, arti sedih, arti bahagia sebagai orang tua. Ramadhan tahun lalu, ada sebuah iklan menggugah hati nuraniku sebagai anak, ketika sang ibu menghubungi anak prempuanya lewat telepon seluller, anak tersebut merejek panggilan sang ibu, sang anak sibuk proyek pembangunan. Sang ibu lalu menelpon putranya, tapi jawaban anaknya “nanti saja bu… saya sedang metting” sang ibu terdiam… ekspresi wajahnya kesepian dan kecewa.  Mendekati lebaran, kedua anak pulang, ketika melihat tanda bendera kuning di pinggir gank rumah dua saudara itu menangis tersedu-sedu saling berpelukkan, tiba-tiba suara renta memanggil keduanya … putra dan putri ibu itu berhaburan sujud di kaki sang ibu… Alhamdulillah ternyata bukan ibu meninggal, tapi orang lain. Tuhan masih memberi kesempatan kepada kedua anak tersebut untuk pulang dan menyisihkan sedikit waktu untuk orang tua mereka.

Lalu… hari ini, ada sesuatu mendesak keluar di ujung mataku, tangis jatuh tertahan dalam dekapan bantal, entah itu wujud rasa bersalah? Atau? Ah entahlah… bagaimana jika aku tlah jauh nanti? Di daerah Sumatra saja kadang anak sulit menyisihkan waktu mengunjungi orang tua, bahkan satu kota saja enggan menjenguk karena alasan kelese “sibuk bekerja” apalagi nanti aku harus menyebrangi pulau… masihkah bisa melihat mak dan bapak sesering ini? 

Bapak selalu memanggilku, tapi bukan namaku keluar dari bibir bapak… beberapa nama anak prempuanya bergilir disebut… wujud rindu pada anak, yah… benar kata pepatah “kasih orang tua sepanjang nafas, kasih anak hanya sepanjang tangga…”

“ah, sudah tua…jadi salah nama terus” cetus bapak…

“Dunia pasti berputar, ada saatnya semua harus berubah” itu kata ST12… kita harus menjalaninnya. Bapak dan mak tlah ikhlas menjalani semua hidup ini. Bonus hidup tak terhingga, mereka lakukan sekarang adalah  menunggu di sebuah rumah dibangun dengan hasil keringat yang tlah senja, menunggu petang dan malam…  tujuan kedua orang tuaku bersusah payah membangun rumah itu adalah wadah supaya keturunannya berkumpul di sana melebur rindu satu sama lain…

Baqgulai (Makanan khas daerah Semende)

Baqgulai pernah mendengarnya? ini adalah jenis masakkan berkuah dan kental, ketika kamu mencicipnya akan terasa aneh, keunikan Baqulai terletak pada kuah, sekilas kental seperti santan, tapi ternyata tidak, itu bukan santan kelapa, tapi kuahnya di campur beras telah dihaluskan lalu di lebur bersama bumbu lengkap, sebelum di haluskan, beras kira-kira rendam dulu hingga mengembang

Selain sayur mayur, Kuah Baqulai juga bisa digunakan untuk daging sapi dan ayam. Kebanyakan orang Semendo memasak bagulai dengan sayuran yang bertestur agak keras seperti terong, labu, buncis, kubis bahkan wortel... masakan ini favorit orang tua suku Semendo, dan tetap di lestarikan sampai sekarang secara turun-menurun.... masakan ini sangat kaya akan nutrisi dan unik.

Endung Kebau, Bapang Kebau


Dongeng ini salah satu terpopuler sering sekali mak ceritakan padaku sebelum tidur semasa aku kanak-kanak.... cara mak bercerita sangat unik, ia menceritakanya dengan cara berdendang... aku akan mencoba menceritakanya kembali dengan versi-ku....

Disebuah desa, hiduplah satu keluarga aneh, 6 anak manusia memiliki orang tua kerbau. kelima anak anak kerbau ini tidak mengakui jika dua kerbau di kandang tersebut adalah mak bapak mereka... setiap hari anak-anaknya menyiksa, hingga terluka, di paksa bekerja tiada henti... tapi anak bungsu dari kerbau tersebut menerima keadaan orangtuanya denagan ikhlas, ialah merawat penuh cinta tiap kali kerbau ini terluka atas perbuatan kelima anaknya

Asal mula kata "Semende" dan Tunggu Tubang


Ketika kawasan Semendo raya masi berbentuk hutan, penghuni pertama adalah Puyang awak, kemudian di susul oleh 4 orang pendatang menetap di hutan itu, mereka adalah

1. Puyang Redia Sakti


2. Puyang Raja Ngekap

3. Puyang Nakanadin, dan

4. Puyang Nuh Maca

Film PENGEJAR ANGIN(Film pertama Semendo)


Dulu ketika film ini keluar, gak terlalu tertarik...nah pas di tayangin di RCTI, weih keren... budaya Semendo dapet, bahasanya ngena... dan lokasinya juga pas, aspek pendidikan dan budaya di film ini seimbang sekali, meski ada juga mistiknya... bapang-nya Dapunta itu ternyata adalah harimau, keren lagi pas Dapunta Kuntau (ilmu bela diri dalam bahasa Semendo). Ketika Bapang Dapunta mewariskan sebuah puasakan di kenal sebagai Gerahang/Kudo di suku Semendo, salah satu adegan paling menarik. Romantis-romantisnya juga ada hihihihi....

Film ini juga mengangkat tentang para perampok yang di ketua bapang Dapunta, kalo kami bilangnya sih bajing loncat, para perampok trorganisir, mereka memilih bis-bis lewat di daerah mereka sebagai sasaran empuk, itu emang kenyataan...ada dan kakak tingkatku pernah mengalami kejadian serupa...prsis seperi di film ini, konon katanya bajing loncat itu merampok bukan untuk memperkaya diri sendiri, tapi hasil rampokannya di bagikan dengan penduduk setempat... itu katanya:P

Nah...

Sebagai putri suku Semendo, aku merasa bangga dengan adanya Film ini....

Kamu juga bisa downlod film ini... downlod aja di situs ini  filmterkini







Sinopsis Film PENGEJAR ANGIN

Di sebuah kampung di daerah Lahat Sumatera Selatan, tinggal seorang remaja bernama DAPUNTA (18) yang sebentar lagi akan lulus SMA dan harus menentukan ke mana masa depannya harus melangkah

Ibu Dapunta (BUNDA), sebenarnya sangat ingin agar Dapunta yang cerdas, melanjutkan pendidikannya ke jenjang kuliah, tapi masalahnya sang AYAH menentangnya. Ayahnya itu lebih menginginkan Dapunta yang dikenal sebagai pengejar angin, julukan bagi pelari tercepat di kampung itu, untuk melanjutkan jejaknya sebagai pemimpin dari para Bajing Loncat di Kampung mereka

Sampai suatu hari, Dapunta memberanikan diri untuk mengatakan kepada ayahnya bahwa ia mempunyai mimpi. Dan untuk itu, ia harus sekolah. Ia harus kuliah. Dengan cara apapun.

Pulau Komodo masuk 7 keajaipan dunia alam

TAMAN NASIONAL KOMODO - NTT


UMUM
Taman Nasional Komodo (TN. Komodo) merupakan kawasan yang terdiri dari beberapa pulau dengan perairan lautnya. Pulau-pulau tersebut merupakan habitat satwa komodo (Varanus komodoensis) yaitu reptil purba yang tersisa di bumi. Kondisi alamnya unik, terdapat padang savana yang luas dengan pohon lontarnya (Borassus flabellifer).
Letak kawasam TN Komodo di ujung barat Propinsi Nusa Tenggara Timur, tepatnya di antara Pulau Sumbawa (Nusa Tenggara Barat) dan Pulau Flores (Nusa Tenggara Timur). Secara administratif kawasan ini terletak di dalam wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Status dan sejarah Kawasan
  1. Tahun 1911, satwa komodo pertama kali ditemukan oleh JKH Van Steyn
  2. Tahun 1912, satwa tersebut diberi nama Varanus komodoensis oleh PA. Owens
  3. Tahun 1912, Sultan Bima mengeluarkan surat keputusan untuk melindungi komodo
  4. Tahun 1938, Residen Flores mengeluarkan keputusan tentang pembentukan Suaka Margasatwa Pulau Rinca, Pulau Padar disusul penetapan Suaka Margasatwa Pulau Komodo pada tahun 1965.
  5. Pada 6 Maret 1980, Menteri Pertanian menunjuk P. Komodo, Padar, dan Rinca sebagai Taman Nasional Komodo
  6. Tahun 1986, UNESCO menetapkan sebagai Cagar Biosphere (Man and Biosphere Reserve)
  7. Tahun 1991, UNESCO menetapkan sebagai Warisan Dunia (World Heritage Site)
  8. Tahun 1992, Komodo ditetapkan oleh Presiden RI sebagai Simbol Nasional
  9. Tahun 1992, Perubahan fungsi Suaka Margasatwa P.Komodo, P. Rinca dan P. Padar seluas 40.728 Ha dan Penunjukan Perairan Laut seluas 132.572 Ha menjadi Taman Nasional Komodo.
  10. Tahun 2000, ditetapkan kawasan pelestarian alam perairan oleh Menteri Kehutanan dengan luas 132.572 Ha.
  11. Tahun 2006, TN. Komodo termasuk 20 Taman Nasional Model di Indonesia.
FISIK
Geologi
Kawasan TN. Komodo terletak pada pertemuan dua lempengan kontinen Sahul dan Sunda. Gesekan antara kedua lempengan tersebut, telah menimbulkan letupan vulkanis besar dan tekanannya menyebabkan pengangkatan terumbu karang dan fenomena vulkanis itulah yang menjadikan pulau-pulau di kawasan TN. Komodo. Komodo Barat, oleh para ahli diperkirakan terbentuk pada era jurasic atau sekitar 130 juta tahun lalu, sedangkan Komodo Timur, Rinca, dan Padar, diperkirakan terbentuk sekitar 49 juta tahun lalu dalam era Eosin. Pulau-pulau tersebut berubah terus menerus melalui proses erosi dan penumpukan. Berdasarkan geologis berskala 1:250.000 oleh Van Bemmelen tahun 1949, formasi batu yang tersebar di TN. Komodo adalah formasi andesit, deposit vulkanis dan formasi efusif.
Topografi
Terdapat topografi Taman Nasional Komodo bergelombang, berupa bukit-bukit dan gunung-gunung. Dibeberapa tempat terdapat lereng yang terjal dan curam dengan kemiringan mencapai 80 % dan ketinggiannya berkisar antara 0-735 m dpl. Gunung yang tertinggi adalah Gunung Satalibo (735 m dpl) terletak di P. Komodo, dan Gunung Ora (667 m dpl) di P. Rinca.
Iklim

Sejarah Suku Semende dalam Penellitian


  1. Pada tahun 1650 masehi atau 1072 hijriyah telah bertemu sekitar 50 ’ulama di Perdipe, Sumatera Selatan.
  1. Mereka berasal dari wilayah Rumpun Melayu yang meliputi Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Semenanjung Malaka, Fak-Fak- Papua, Ternate, dan Kepulauan Mindanau.
  1. Hasil Mudzakarah ini memunculkan perluasan dakwah Islam yang berakibat terkikisnya faham anismisme dan budaya jahiliyah di masyarakat.

Dari "nasi angat " cinta mak kepada bapak




Mak selalu menekankan satu hal padaku...

"membuat suami betah di rumah suguhi nasi angat"

Awalnya aku agak aneh mendengar ungkapan itu, tapi akhirnya  mengerti... sifat nasi adalah lengket, jika ia di masak dengan air yang banyak dia tidak akan padat bisa berfungi sebagai lem, jika kenyal sifatnya mengenyangkan, jika tlah terisi penuh maka suami enggan keluar rumah... itu mengapa mak mengharuskan tinggal denganya sebelum pernikahan beberapa bulan mendatang, agar belajar tentang nasi angat, kata mak... meskipun makanan di luar rumah beragam dan lezat, tapi tidak ada yang lebih lezat di banding nasi angat di hasilkan dari dapur sendiri...mak juga bertutur... suami mencintai istri yang selalu menyuguhi nasi angatnasi angat adalah simbol ketulusan istri...sebab sesibuk apapun iistri tidak lupa akan ungkapan cinta pada suami dengan Nasi....juga mempersatukan keluarga besar dalam satu hidangan... kata bapak keluarga harmonis adalah keluarga makan berjamaah

Apa yang di katakan mak kuyakini hal benar, dia sudah mengikat bapak dengan "nasi angatnya" ... cinta mereka bertahan hingga tubuh mereka menua, tapi cinta diantara keduanya tak pernah menua. Di masa-masa tua, mereka masih terlihat kuat... dan bapak dia tidak pernah merasa tua... katanya fisik boleh tua...tapi jiwa tidak.