Desaku sepi
dan sejuk… selama menganggur di Desa, aku hanya mondar-mandir menikmati
indahnya alam… jika aku berdiri di pinggir jalan maka sepanjang mata memandang
akan terdapat hamparan sawah bertingkat-tingkat, serta bunyi gemercik air
beringin mengalir pelan di antara
sela-sela batu besar di pinggir Desa… telinga akan menangkap senandung burung
kutilang dan sesekali terdengar kokokan ayam, hanya beberapa saja mobil lewat
sebab transportasi di Desa hanya lancar pada jam-jam tertentu pagi dan sore
hari
Mengapa Desaku sangat sepi?
Jika pagi hari penghuninya pergi bekerja ke Sawah atau kekebun kopi… jika siang hari kita akan mendapatkan rumah-rumah tertutup rapat, bahkan hanya beberapa orang saja di temui di jalan, kalaupun ada orang di rumah mereka memilih tidur siang saja. Di siang hari Desa sangat hening, bahkan bunyi angin saja terdengar … tambah lagi jika sedang hujan, Desa seperti tidak ada penghidupan di dalamnya
Saat malam
hari, kadang lampu padam sebab di Desaku PLN tidak stabil lebih menyedihkan
lagi bisa mati lampu selama 3 hari, dalam satu hari pasti ada padamnya. Saat
malam menjelang, sangking sunyinya bunyi detak kaki orang lewat terdengar
jelas.
Lalu kemana para pemuda-pemudinya?
Mereka lebih
memilih meninggalkan Desa, ada meneruskan sekolah, bekerja, menikah… hingga
akhirnya populasi di Desa sangat sedikit, dan kebanyakan penduduknya saat ini
hanya orang tua.
Kapan
Desa ramai?
Ketika libur
sekolah dan hari raya…
Karena keadaan
Desa kian hari makin sepi kedua orang tuaku memutuskan untuk pindah ke kota
mendirikan rumah di sana bersama anaknya. Aku juga lega, setidaknya dia merasa
aman sebab ada anak-anaknya menjaganya
di sini….
Suasana yang sangat menyenangkan, jadi ingat kampung halaman juga...
ReplyDeleteJual Jam Slapia