Asal mula kata "Semende" dan Tunggu Tubang


Ketika kawasan Semendo raya masi berbentuk hutan, penghuni pertama adalah Puyang awak, kemudian di susul oleh 4 orang pendatang menetap di hutan itu, mereka adalah

1. Puyang Redia Sakti


2. Puyang Raja Ngekap

3. Puyang Nakanadin, dan

4. Puyang Nuh Maca

akhirnya ke empat orang ini di angkat anak oleh Puyang Awak , kebetulan dari ke empat tetua ini hanya Redia sakti prempuan, mereka melakukan musyawarah untuk menamakan daerah mereka tempati saat itu, atas usul puyang Redia Sakti daerah itu dinamakan “Same –Ende-nye” artinya milik, mengurus dan bertanggung jawab secara bersama-sama, akhirnya usulan itu di terima... Meskipun Redia sakti berasal dari daerah Basema tapi dia tidak ingin daerah yang mereka tempati pola kepemilikanya sama dengan daerah tersebut, dimiliki laki-laki dan berhak juga untuk di jual, kelak keturunanya tidak boleh menjual harta tlah diwariskan, keturunanya hanya berhak memiliki dan merawatnya, prinsip itu berlaku hingga sekarang, para pewaris harta semendo di haramkan menjual...

Hasil musyawarah itu juga menetapkan prempuan sebagai kepemilikan rumah dan sawah di awasi oleh saudara laki-laki....

2 comments:

  1. cool..

    memeng adat harus di jaga ke asrianya...

    ReplyDelete
  2. naskah tulisan ada dalam Hukum Waris Adat Tunggu Tubang lengkap

    ReplyDelete

Silakan tinggalkan Komentar anda